Selasa, 10 September 2019

RIVIEW KONTEN RUMAH BELAJAR VCT BATCH 5 SUMUT



Legenda Danau Kembar

Cerita ini berasal dari Sumatera Barat, yang ditulis oleh Pinto Anugrah. Dimana, pada zaman dahulu, Pulau Sumatera masih bernama Pulau Andalas. Pulau Andalas masih diselimuti hutan yang sangat lebat. Ada sebuah kampung di pinggir salah satu hutan lebat itu. Di kampung itu, hiduplah seorang kakek yang bernama Inyik Gadang Bahan, yang mempunyai kapak yang sama besarnya dengan tubuhnya. Walaupun tubuhnya besar, tetapi ia tidak seram karena ia seorang yang ramah dan suka menolong, serta sangat rajin bekerja.
Namun, di dalam hutan, di desa mereka ada seekor naga yang sangat jahat dan ingin membunuh penduduk didesa itu. Kemudian Inyik Gadang membantu penduduk desa dengan cara memperingatkan penduduk desa agar waspada, karena bisa saja naga yang jahat itu sampai ke kampung mereka untuk memangsa mereka dan membakar seluruh kampung.

Naga tersebut melintas ke kampung, ingin menyambar atap rumah-rumah penduduk dengan semburan api dari mulutnya. Tetapi Inyik Gadang Bahan langsung bertempur demi menyelamatkan penduduk kampung dan hutan di sekitarnya dengan melayangkan kapak miliknya dan kapak itu tepat mengenai tubuh naga yang jahat. Naga yang jahat langsung tersungkur dan tidak berdaya. Badannya yang panjang kini terkapar. Meliuk-liuk menahan sakit. Darah dari tubuhnya lama-kelamaan menggenang. Darah itu menggenang pada bagian ekor dan bagian kepalanya. Lama-kelamaan, genangan darah naga yang jahat itu berubah menjadi danau. Itulah yang saat ini disebut orang-orang sebagai Danau Kembar di Sumatra Barat. Danau di Atas pada bagian kepala naga dan Danau di Bawah pada bagian ekor naga.





Kisah Tiga Saudara

Cerita ini berasal dari Sumatera Barat, yang ditulis oleh S. Metron Masdison. Dimana ada tiga orang bersaudara bernama Rondok Didin yaitu anak yang sulung, Murai dan Bonsu yang merupakan anak-anak dari Raja Alam Pagaruyung, yang turun tahta karena difitnah oleh Raja Angek Garang. Dimana raja Angek Garang merupakan penyamun di daerah pesisir. Ketiga anak-anak Raja Alam ingin dibunuh, namun Raja menyuruh dua Dubalangnya untuk membawa mereka ke hutan agar selamat. Tetapi kedua dubalang itu hanya mengantarkan mereka sampai perbatasan desa. Dan mereka bertiga tidur di hutan, dengan rasa takut dan tidak tenang. Namun di hari berikutnya mereka sudah terbiasa hidup di hutan. Mereka menelusuri hutan dan suatu hari, sampai lah pada  gua yang cukup luas. Dan mereka melihat, duduk seorang kakek yang bernama Gaek. Kakek tersebut menyuruh mereka masuk dan tidak usah takut.
Pada suatu hari, Rondok berhasil menangkap seekor ayam diatas pohon besar dan ayam tersebut disembelih. Rondok membagi dengan adil, dimana ia dapat kepala dan daging paha. Bagian Bonsu, ekor dan paha, sedangkan Murai daging dada dan kaki.Saat melepas kekenyangan, Gaek muncul dari balik pohon dan memandang sisa potongan ayam yang terungguk. Lalu Gaek menyuruh mereka kembali ke hutan dengan jalan masing masing sesuai dengan bagian ayam yang dimakan tadi. Karena Rondok disuruh ke Palinggam Jati dan akan menjadi raja. Murai disuruh ke Aceh dan akan menjadi hulubalang. Sedangkan Bonsu  ke Malaka, dimana Gaek mengatakan Nasibmu akan berliku, tetapi engkau akan menjadi orang yang hebat.
Akhirnya sebelum Gaek meninggal, Bonsu disuruh kembali ke kerajaan ayahnya dan menumpas Raja Angek. Dengan bantuan kedua kakaknya mereka berhasil mengalahkan Raja Angek. Dan Bonsu di suruh memerintah sebagai pengganti ayahnya di kerajaan tersebut, tetapi Bonsu menjawab bahwa ia tidak mau karena ia tidak seadil Raja atau ayahnya.

Bonsu memilih tinggal di Gunung Selasih, tempat Gaek mengenalkannya pada alam. Disana ia juga jadi raja. Raja bagi seluruh penghuni hutan.









HASIL VTT (VOICE TO TEXT)
KONTEN 1. LEGENDA DANAU KEMBAR
legenda Danau Kembar cerita ini berasal dari Sumatera Barat yang ditulis oleh Pinto Anugrah di mana Pada zaman dahulu Pulau Sumatera masih disebut dengan pulau Andalas Pulau Andalas masih diselimuti dengan hutan yang lebat ada sebuah kampung di pinggir Hutan Yang Hidup seorang kakek bernama gadang bahan tubuhnya besar seperti kapaknya walaupun tubuhnya besar Ia adalah seorang yang ramah dan suka menolong namun di dalam hutan di desa mereka ada seekor naga yang yang sangat jahat dan ingin membunuh penduduk desa tersebut kemudian gadang bahan memperingati penduduk itu untuk berhati-hati suatu ketika naga tersebut masuk ke kampung dan ingin membunuh penduduk kampung adat



HASIL TTV (TEXT TO VOICE)
KONTEN 2. KISAH TIGA BERSAUDARA
kisah tiga saudara
cerita ini berasal dari sumatera barat, yang di tulis oleh S. Metron Masdison. Dimana ada 3 orang bersaudara, yang bernama Rondok Didin, yaitu anak sulung. Murai dan Bonsu, yang merupakan anak dari Raja Alam Pagaruyung, yang turun tahta karena di fitnah oleh Raja Angek.
ketiga anak raja tersebut menyuruh  2 dubalangnya untuk pergi mengantar kehutan agar selamat.
mereka hidup dihutan dengan rasa takut dan tidak tenang.
tetapi, suatu hari mereka menelusuri gua dan duduk seorang kakek yang bernama Gaek

Senin, 09 September 2019

KONTEN RIVIEW RUMAH BELAJAR VCT BATCH 5 SUMUT


Legenda Danau Kembar

Cerita ini berasal dari Sumatera Barat, yang ditulis oleh Pinto Anugrah. Dimana, pada zaman dahulu, Pulau Sumatera masih bernama Pulau Andalas. Pulau Andalas masih diselimuti hutan yang sangat lebat. Ada sebuah kampung di pinggir salah satu hutan lebat itu. Di kampung itu, hiduplah seorang kakek yang bernama Inyik Gadang Bahan, yang mempunyai kapak yang sama besarnya dengan tubuhnya. Walaupun tubuhnya besar, tetapi ia tidak seram karena ia seorang yang ramah dan suka menolong, serta sangat rajin bekerja.
Namun, di dalam hutan, di desa mereka ada seekor naga yang sangat jahat dan ingin membunuh penduduk didesa itu. Kemudian Inyik Gadang membantu penduduk desa dengan cara memperingatkan penduduk desa agar waspada, karena bisa saja naga yang jahat itu sampai ke kampung mereka untuk memangsa mereka dan membakar seluruh kampung.

Naga tersebut melintas ke kampung, ingin menyambar atap rumah-rumah penduduk dengan semburan api dari mulutnya. Tetapi Inyik Gadang Bahan langsung bertempur demi menyelamatkan penduduk kampung dan hutan di sekitarnya dengan melayangkan kapak miliknya dan kapak itu tepat mengenai tubuh naga yang jahat. Naga yang jahat langsung tersungkur dan tidak berdaya. Badannya yang panjang kini terkapar. Meliuk-liuk menahan sakit. Darah dari tubuhnya lama-kelamaan menggenang. Darah itu menggenang pada bagian ekor dan bagian kepalanya. Lama-kelamaan, genangan darah naga yang jahat itu berubah menjadi danau. Itulah yang saat ini disebut orang-orang sebagai Danau Kembar di Sumatra Barat. Danau di Atas pada bagian kepala naga dan Danau di Bawah pada bagian ekor naga.






Kisah Tiga Saudara

Cerita ini berasal dari Sumatera Barat, yang ditulis oleh S. Metron Masdison. Dimana ada tiga orang bersaudara bernama Rondok Didin yaitu anak yang sulung, Murai dan Bonsu yang merupakan anak-anak dari Raja Alam Pagaruyung, yang turun tahta karena difitnah oleh Raja Angek Garang. Dimana raja Angek Garang merupakan penyamun di daerah pesisir. Ketiga anak-anak Raja Alam ingin dibunuh, namun Raja menyuruh dua Dubalangnya untuk membawa mereka ke hutan agar selamat. Tetapi kedua dubalang itu hanya mengantarkan mereka sampai perbatasan desa. Dan mereka bertiga tidur di hutan, dengan rasa takut dan tidak tenang. Namun di hari berikutnya mereka sudah terbiasa hidup di hutan. Mereka menelusuri hutan dan suatu hari, sampai lah pada  gua yang cukup luas. Dan mereka melihat, duduk seorang kakek yang bernama Gaek. Kakek tersebut menyuruh mereka masuk dan tidak usah takut.
Pada suatu hari, Rondok berhasil menangkap seekor ayam diatas pohon besar dan ayam tersebut disembelih. Rondok membagi dengan adil, dimana ia dapat kepala dan daging paha. Bagian Bonsu, ekor dan paha, sedangkan Murai daging dada dan kaki.Saat melepas kekenyangan, Gaek muncul dari balik pohon dan memandang sisa potongan ayam yang terungguk. Lalu Gaek menyuruh mereka kembali ke hutan dengan jalan masing masing sesuai dengan bagian ayam yang dimakan tadi. Karena Rondok disuruh ke Palinggam Jati dan akan menjadi raja. Murai disuruh ke Aceh dan akan menjadi hulubalang. Sedangkan Bonsu  ke Malaka, dimana Gaek mengatakan Nasibmu akan berliku, tetapi engkau akan menjadi orang yang hebat.
Akhirnya sebelum Gaek meninggal, Bonsu disuruh kembali ke kerajaan ayahnya dan menumpas Raja Angek. Dengan bantuan kedua kakaknya mereka berhasil mengalahkan Raja Angek. Dan Bonsu di suruh memerintah sebagai pengganti ayahnya di kerajaan tersebut, tetapi Bonsu menjawab bahwa ia tidak mau karena ia tidak seadil Raja atau ayahnya.

Bonsu memilih tinggal di Gunung Selasih, tempat Gaek mengenalkannya pada alam. Disana ia juga jadi raja. Raja bagi seluruh penghuni hutan.